Lokasi dirahasiakan, Waktu : Tahun 2009
Catatan 1 :
Agustus 2009
Ini adalah jurnal kelima
yang saya publikasikan secara utuh untuk dibagikan kepada banyak orang. Saya
berusia 9 tahun waktu itu, saya mulai suka bermain sendirian karena dikucilkan
oleh kelompok se-permainan. Saya orang yang curang, tidak ada yang mau berteman
dengan saya sejak saya terus menerus minta menang dan tidak bersedia kalah. Saya
akan menangis dan bertingkah memalukan, kakak saya meminta saya lebih baik
pulang daripada bertingkah menyebalkan. Saya mengurung diri saya dalam kesepian
mendalam sejak lama, tidak ada yang tahu seberapa menyebalkannya saat mereka
juga sama curangnya dan saya diminta terus mengerti.
Mereka lebih baik tidak
ada.
Saya berpikir demikian, saya mengingat wajah-wajah mereka yang selalu mengatakan saya menyebalkan dan tidak menyenangkan. Saya benar-benar menarik diri dan tidak lagi berusaha masuk dalam lingkaran itu. Mereka sama memuakkannya seperti saya, jadi tidak ada yang lebih benar dari perbedaan sudut pandang ini.
Saya masih punya teman-teman yang
lain, yang selalu datang ketika saya sedang jatuh telentang di bawah hamparan
kabut hitam yang menutupi jarak pandang di pekarangan bekas kacang tanah milik
saudara nenek saya, tepat di sebelah selatan rumah.
Teman-teman saya yang
berwajah pucat dan abu-abu gelap itu tidak menyebalkan, mereka jauh lebih
menyenangkan. Mereka membantu saya mencari tempat bersembunyi yang tidak akan
diketahui siapapun. Mereka mendengarkan cerita saya tentang seberapa
menyebalkannya teman sekelas saya yang suka mencontek atau teman satu
lingkungan saya yang begitu memuakkan. Mereka mengajak saya bermain, berlari
dan tertawa.
Saya menikmatinya.
Saya bahkan diajak
membuat cinderamata yang akan sama-sama kami kenakan kemanapun kami pergi. Kami
akan saling menemukan, dimanapun titiknya selama benda ini bersama kami, kami
tidak akan saling kehilangan lengan. Saya memilih satu kalung yang tidak tahu
asalnya dari mana, mungkin saja itu gantungan gawai milik ayah saya, tetapi
saya mengambilnya diam-diam dari tempat sampah.
Saya merendamnya dalam
air gayung seperti cara mereka, saya menggantungnya di paku yang mencuat dari
dinding bambu WC saya yang terletak di bawah bukit, lokasinya di dekat rumah,
di sebelah barat terpisah sepetak jalan pintas dan saluran air warga. Rumah saya
berada di suatu tempat yang mungkin sulit dibayangkan, tetapi pada tahun itu
tidak ada satu orang pun yang mempunyai WC di dalam rumah, kecuali orang kaya
yang tinggal di kecamatan.
Kami harus merendamnya
tujuh hari dan menggantungnya satu bulan, tidak boleh dipindah dan tidak boleh
dibuang. Saya percaya kami tidak akan saling menghianati, jadi saya benar-benar
serius melakukannya sampai langkah terakhir dan kami mengenakannya bersama-sama
di suatu sore. Hari-hari berjalan dengan menyenangkan, kalung itu lebih dari
sekadar benda, dia adalah salah satu benda paling penting di hidup saya sampai
akhirnya dia datang dan akan merebutnya.
Saya membencinya.
Teman-teman saya selalu berlari dan menghindar saat dia datang. Saya selalu mendorongnya menjauh saat hendak merebut kalung saya yang berharga, ini kami buat bersama, tidak ada yang boleh mengambilnya begitu saja. Perempuan itu bau, saya tidak suka. Dia selalu mengintip dari pojok ruangan rumah saya dan berrtingkah seperti pencuri.
Saya tidak
akan memberikan apa yang dia mau, dasar bau!
Saya memilih untuk menghancurkannya,
di suatu sore bulan-bulan musim kemarau, saya mengendap-endap di dekat saluran
air belakang rumah dan melemparkannya ke pekarangan milik orang. Saya melihat
perempuan itu melesat pergi entah kemana, dia tak lagi mendatangi saya
berhari-hari kemudian. saya juga tidak lagi tertarik mempunyai benda-benda
seperti itu, teman-teman saya membuangnya, kami harus seragam atau kami akan
kehilangan lengan.
Catatan 2 :
Januari 2014
Saya menemukan benda itu
lagi berada di atas tanah.
Perempuan bau itu
mengikuti anak laki-laki dari tetangga sebelah rumah sejak entah kapan, dia
menyapa dan mengatakan terima kasih karena mempertemukannya dengan anak yang
dia inginkan. Dia memiliki benda yang saya buat dan menggenggamnya lebih erat
dari pasir, mengatakan kalau saya akan iri dengan apa yang dimilikinya sama
seperti saat saya masih kecil.
Dia mengatakan saya
memiliki hati yang sangat buruk, jadi memiliki benda seperti itu pun saya tidak
pantas. Seharusnya orang seperti saya menciptakan benda-benda serupa dengan
energi yang lebih jahat. Tetapi dia masih bau, saya sangat membencinya. Saya melemparnya
dengan batu setiap ia datang untuk mengejek dan teman-teman saya ketakutan jika
saya mulai marah dan mengamuk seperti orang gila.
Saya benci perempuan itu.
Dia bau!
Keterangan :
Jurnal V, Ekspedisi Merah, Tahun 2009 dan 2014
Publikasi :
05 Agustus 2023

